Headlines News :
Home » , , , » Mari Kita Intervensi Ancaman Golput

Mari Kita Intervensi Ancaman Golput

Written By Unknown on Thursday, March 6, 2014 | 7:51 AM

Seruan Untuk Tidak Golput (kpu-sukabumikota.go.id
Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 kini sudah berada di ambang pintu. Di mana-mana banyak kita jumpai spanduk dan iklan kampanye dari tiap-tiap partai politik (parpol). Semuanya sedang giat-giatnya berkompetisi, memperkenalkan diri, menyapa masyarakat, dan mencoba merebut dukungan masyarakat sembari menawarkan sejuta janji dan harapan.

Namun, sebagaimana terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, pemilu kali ini masih dibayangi ancaman apatisme masyarakat. Bayangan sinisme dan kecuekan masyarakat terhadap proses demokrasi itu masih belum bisa dilepaskan, bahkan berpeluang semakin membesar. Dikenal sebagai golongan putih atau golput, kelompok ini enggan dan tidak antusias menggunakan hak pilihnya dalam pemilu.

Kini, semakin banyak dijumpai kelompok dan barisan fundamentalisme agama yang bukan hanya tidak setuju dengan pemilu dan demokrasi, melainkan sudah melangkah lebih jauh. Mereka berupaya mendegradasi, merusak, dan merobohkan pilar-pilar kebangsaan dan NKRI. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap pilihan orang lain untuk menjadi golput, abstain, dan memilih tidak menggunakan hak pilihnya, itu suatu sikap yang mementingkan diri sendiri, tidak peduli nasib bangsa yang lebih luas. Golput bukanlah pilihan bijak seorang warga negara dan karenanya sangat disesalkan.

Mengingat pemilu adalah proses yang amat urgen dan keniscayaan dalam sebuah negara demokratis. Bukan saja karena ia merupakan salah satu ciri pelaksanaan kehidupan demokrasi di suatu negara, melainkan juga lantaran mengingat dampaknya terhadap masa depan demokrasi. Demokrasi meniscayakan partisipasi. Demokrasi kita tidak akan semakin solid, kuat, dan pemerintah kekurangan legitimasi jika tak didukung dengan partisipasi aktif dari segenap warga negara.
politik.kompasiana.com
Dengan penuh kesadaran, kita sudah memilih dan menetapkan demokrasi sebagai aturan main pengelolaan bangsa dan negara. Sejauh ini, kita sudah melangkah di jalan yang benar dalam mengupayakan pemerintahan yang lebih demokratis, melalui pemilu yang damai dan demokratis. Jadi, konflik sosial politik jauh terjadi. Di samping itu, pemilu adalah salah satu instrumen pengejewantahan hak-hak sipil dan politik warga negara. Pemilu adalah bukti dan cermin kuat bahwa rakyat sungguh berdaulat atas negeri.

Jika masyarakat tidak puas dengan suatu pemerintahan dan menilainya sebagai rezim yang gagal, pemilu merupakan mekanisme yang tepat untuk bertindak, menghukum dengan cara tidak lagi memilihnya dan menjatuhkan pilihan kepada calon lain yang dinilai jauh lebih prospektif dan memberikan harapan baru. Dengan begitu, rakyat seyogyanya telah memberi pelajaran moral kepada setiap pemimpin untuk belajar dari kegagalan maupun kesuksesan rezim sebelumnya, mendorong mereka bekerja maksimal untuk rakyat, dan memastikan demokrasi tidak cuma berjalan secara prosedural, tetapi juga substansial.

Terakhir, penting kiranya kita melibatkan peran agamawan untuk turut menekan jumlah golput. Pemilu adalah suatu kewajiban terhadap negara sekaligus agama. Itu karena pada dasarnya, kita adalah bagian dari umat dan bangsa negara secara bersamaan. Kedua identitas itu tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Share this post :

Post Comment

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1