Headlines News :
Home » , , , » ''Payogan'' Ida Dang Hyang Nirartha di Pura Prapat Agung

''Payogan'' Ida Dang Hyang Nirartha di Pura Prapat Agung

Written By Unknown on Wednesday, February 12, 2014 | 8:38 AM

Pura Prapat Agung (Balipost.com)
Pura Prapat Agung  terletak di tengah hutan konservasi Taman Nasional Bali Barat tidak jauh dari Pura Segara Rupek. Nama Pura ini akrab didengar dan  cukup dikenal luas masyarakat Jembrana maupun Buleleng sejak dimulainya pemugaran dan pembangunan ‘pelinggih-pelinggih’ di dalam hutan yang berdekatan dengan pantai berpasir putih itu.

Riwayat munculnya Pura Prapat Agung ini dari beberapa sumber menyebutkan Pura ini erat kaitannya dengan Dang Hyang Dwijendra. Saat melakukan perjalanan untuk mencari putra-putranya yang berpencar. Salah satunya adalah Ida Mas Swabawa yang berada di Pulaki. Pencarian putranya di wilayah Pulaki menghadapi banyak rintangan. Perjalanan beliau dihadang oleh kegelapan yang dipasang oleh Ida Bhatara Mahadewa dengan maksud agar Ida Dang Hyang Dwijendra tidak dapat melihat apapun termasuk menemukan putranya Ida Mas Swabawa yang juga disebut sebagai Ida Bhatari Melanting.

 Karena Ida Bhatara Mahadewa menyukai Ida Bhatari Melanting. Kemudian terjadilah perang ‘adnyana’ (kesaktian) antara Ida Dang Hyang Nirartha dengan Ida Bhatara Mahadewa. Ida Dang Hyang Nirartha melakukan yoga di tengah hutan yang gelap diatas pingiran pantai dan mengeluarkan Puja Weda Sulambang Geni dan Puja Weda Seraga termasuk mengeluarkan Cakra Rencana untuk menerangkan kegelapan. Dari ‘payogan’ tersebut Ida Dang Hyang Nirartha merasa kasihan dengan kerumunan hewan-hewan yang kehausan, kemudian beliau menciptakan sebuah ‘telaga’ (kolam) untuk hewan-hewan tersebut, yang terletak dibawah tempat payogannya. Dengan payogannya tersebut, wilayah Pulaki kembali menjadi terang.
 
Pura Prapat Agung (beautyfulbali.blogspot.com)
Beliau melanjutkan perjalanan mencari Ida Mas Swabawa. Alangkah terkejutnya Ida Dang Hyang Nirartha ketika melihat putranya Ida Mas Swabawa dipangku oleh Ida Bhatara Mahadewa. Ida Dang Hyang Nirartha murka dan memusnahkan daerah Pulaki sedangkan daerah Jembrana dimusnahkan oleh Ida Mas Swabawa atas perintah ayahnya Ida Dang Hyang Nirartha. Hingga kemudian Ida Mas Swabawa menguasai daerah Pulaki dan distanakan dengan Pura Melanting. Peristiwa ini diperkirakan terjadi sekitar Tahun 1478 – 1479 Sebelum Masehi atau saat Dharma Yatra Ida Dang Hyang Nirartha yang kedua.

Fungsi Pura Untuk memohon keselamatan dan terhindar dari kegelapan, umat Hindu di Bali khususnya di Jembrana memugar wilayah hutan dengan membangun stana / pura di tempat payogan Ida Dang Hyang Nirartha. Begitupula di telaga/kolam yang diciptakan oleh beliau, dibangun sebuah stana berupa Padmasari. Selain sebagai tempat pemujaan Ida Dang Hyang Nirartha untuk memohon kesejahteraan umat, Pura Prapat Agung juga sering digunakan umat untuk meningkatkan dan memperdalam spiritualnya dengan melakukan Yoga dan Samadhi tepat dihadapan Palinggih Payogan Ida Dang Hyang Dwijendra.
 
Pura Prapat Agung ( wayansuyasa-webblog.blogspot.com)
Nama Prapat Agung menurut Ida Pedanda Gede Buruan di Griya Buruan Desa Batuagung Jembrana, tidak cukup hanya diberi satu arti.Prapat Agung sesungguhnya adalah pintu niskala yang dibuat oleh Ida Dang Hyang Dwijendra untuk menghindarkan Bali dari masuknya hal-hal negatif. Atau bisa juga diartikan sebagai empat pintu yang diciptakan untuk menutup hal-hal buruk yang ingin masuk ke wilayah tanah Bali. Sedangkan Telaga / kolam dengan air yang tidak pernah kering meskipun dalam musim kemarau panjang oleh Ida Dang Hyang Dwijendra diciptakan dengan sebutan Tirta Blonyoh, yang airnya memiliki tiga jenis warna dalam satu kolam, yaitu bening, kemerahan dan kekuningan.

 Hal tersebut pernah dibuktikan dengan mengambil airnya yang menggunakan tiga tempat yang berbeda. Di sekitar Telaga tersebut didirikan Padmasari untuk pemujaan. Selain itu wilayah Telaga dengan Palinggih Padmasari difungsikan untuk lokasi Upacara Ngabejian Ida Bhatara. Sebuah upacara untuk mensucikan ‘pralinggan’ Ida Bhatara Dang Hyang Dwijendra yang dilakukan pada saat Upacara Pujawali/Piodalan Ida Bhatara yang jatuh pada Wraspati Paing wuku Dukut Purnama Sasih Kalima.

Sumber Klik Disini


Share this post :

Post Comment

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1